Welcome to my Blog !

Let us be a light in this world ! Be change and light ! :)

Sabtu, 28 Juli 2012

Simon, Matrena, dan Mikhail


Jaman dahulu kala di Rusia hidup pasangan suami-istri Simon dan Matrena. Simon yang miskin ini adalah seorang pembuat sepatu. Meskipun hidupnya tidaklah berkecukupan, Simon adalah seorang yang mensyukuri hidupnya yang pas-pasan. Masih banyak orang lain yang hidup lebih miskin daripada Simon. Banyak orang-orang itu yang malah berhutang padanya. Kebanyakan berhutang ongkos pembuatan sepatu. Maklumlah, di Rusia sangat dingin sehingga kepemilikan sepatu dan mantel merupakan hal yang mutlak jika tidak mau mati kedinginan.

Suatu hari keluarga tersebut hendak membeli mantel baru karena mantel mereka sudah banyak yang berlubang-lubang. Uang simpanan mereka hanya 3 rubel (rubel = mata uang Rusia) padahal mantel baru yang paling murah harganya 5 rubel. Maka Matrena meminta pada suaminya untuk menagih hutang orang-orang yang telah mereka buatkan sepatu. Maka Simon pun berangkat pergi menagih hutang. Tapi tak satupun yang membayar. Dengan sedih Simon pulang. Ia batal membeli mantel.

Dalam perjalanan pulang, Simon melewati gereja, dan saat itu ia melihat sesosok manusia yang sangat putih bersandar di dinding luar gereja. Orang itu tak berpakaian dan kelihatan sekali ia sangat kedinginan. Simon ketakutan, “Siapakah dia? Setankah? Ah, daripada terlibat macam-macam lebih baik aku pulang saja”. Simon bergegas mempercepat langkahnya sambil sesekali mengawasi belakangnya, ia takut kalau orang itu tiba-tiba mengejarnya.

Namun ketika semakin jauh, suara hatinya berkata, “HAI SIMON, TAK MALUKAH KAU ?? KAU PUNYA MANTEL MESKIPUN SUDAH BERLUBANG-LUBANG, SEDANGKAN ORANG ITU TELANJANG. PANTASKAH ORANG MENINGGALKAN SESAMANYA BEGITU SAJA ??”

Simon ragu, tapi akhirnya toh ia balik lagi ke tempat orang itu bersandar. Ketika sudah dekat, dilihatnya orang itu ternyata pria yang wajahnya sungguh tampan. Kulitnya bersih seperti kulit bangsawan. Badannya terlihat lemas dan tidak berdaya, namun sorot matanya menyiratkan rasa terima kasih yang amat sangat ketika Simon memakaikan mantel luarnya kepada orang itu dan memapahnya berdiri. Ia tidak bisa menjawab sepatah kata pun atas pertanyaan-pertanyaan Simon, sehingga Simon memutuskan untuk membawanya pulang.

Sesampainya di rumah, Matrena marah sekali karena Simon tidak membawa mantel baru dan membawa seorang pria asing.
“Simon, siapa ini? Mana mantel barunya? “
Simon mencoba menyabarkan Matrena, “Sabar, Matrena… dengar dulu penjelasanku. Orang ini kutemukan di luar gereja, ia kedinginan, jadi kuajak sekalian pulang”.
“Bohong!! Aku tak percaya….sudahlah, pokoknya aku tak mau dengar ceritamu ! Sudah tahu kita ini miskin kok masih sok suci menolong orang segala!! Usir saja dia!!”

“Astaga, Matrena! Jangan berkata begitu, seharusnya kita bersyukur karena kita masih bisa makan dan punya pakaian, sedangkan orang ini telanjang dan kelaparan. Tidakkah di hatimu ada sedikit belas kasih?”
Matrena menatap wajah pria asing itu, mendadak ia merasa iba. Lalu disiapkannya makan malam sederhana berupa roti keras dan bir hangat.
“Silakan makan, hanya sebeginilah makanan yang ada. Siapa namamu dan darimana asalmu? Bagaimana ceritanya kau bisa telanjang di luar gereja?”

Tiba-tiba wajah pria asing itu bercahaya. Mukanya berseri dan ia tersenyum untuk pertama kalinya.
“Namaku Mikhail, asalku dari jauh. Sayang sekali banyak yang tak dapat kuceritakan. Kelak akan tiba saatnya aku boleh menceritakan semua yang kalian ingin ketahui tentang aku. Aku akan sangat berterima kasih kalau kalian mau menerimaku bekerja disini.”

“Ah, Mikhail, usaha sepatuku ini cuma usaha kecil. Aku takkan sanggup menggajimu”, demikian Simon menjawab. Tak apa, Simon. Kalau kau belum sanggup menggajiku, aku tak keberatan kerja tanpa gaji asalkan aku mendapat makan dan tempat untuk tidur.”
“Baiklah kalau kau memang mau begitu. Besok kau mulai bekerja”.
Malamnya pasangan suami-istri itu tak dapat tidur. Mereka bertanya-tanya. “Simon tidakkah kita keliru menerima orang itu? Bagaimana jika Mikhail itu ternyata buronan?” Matrena bertanya dengan gelisah pada Simon.
Simon menjawab, “Sudahlah Matrena. Percayalah pada pengaturan Tuhan. Biarlah ia tinggal di sini.Tingkah lakunya cukup baik. Kalau ternyata ia berperilaku tidak baik, segera kuusir dia”.
Esoknya Mikhail mulai bekerja membantu Simon membuat dan memperbaiki sepatu. Di bengkelnya, Simon mengajari Mikhail memintal benang dan membuat pola serta menjahit kulit untuk sepatu. Sungguh aneh, baru tiga hari belajar, Mikhail sudah bisa membuat sepatu lebih baik dan rapi daripada Simon.

Lama kelamaan bengkel sepatu Simon mulai terkenal karena sepatu buatan Mikhail yang bagus. Banyak pesanan mengalir dari desa-desa yang penduduknya kaya. Simon tidak lagi miskin. Keluarga itu sangat bersyukur karena mereka sadar, tanpa bantuan tangan terampil Mikhail, usaha mereka takkan semaju ini.
Namun mereka juga terus bertanya-tanya dalam hati, siapa sebenarnya Mikhail ini. Anehnya, selama Mikhail tinggal bersama mereka, baru sekali saja ia tersenyum, yaitu dulu saat Matrena memberi Mikhail makan. Namun meski tanpa senyum, muka Mikhail selalu berseri sehingga orang tak takut melihat wajahnya
.
Suatu hari datanglah seorang kaya bersama pelayannya. Orang itu tinggi besar, galak dan terlihat kejam. “Hai Simon, Aku minta dibuatkan sepatu yang harus tahan setahun mengahadapi cuaca dingin. Kalau sepatu itu rusak sebelum setahun, kuseret kau ke muka hakim untuk dipenjarakan !!! Ini, kubawakan kulit terbaik untuk bahan sepatu. Awas, hati-hati ini kulit yang sangat mahal!”

Di pojok ruangan, Mikhail yang sedari tadi duduk diam, tiba-tiba tersenyum. Mukanya bercahaya, persis seperti dulu ketika ia pertama kalinya tersenyum.
Sebenarnya Simon enggan berurusan dengan orang ini. Ia baru saja hendak menolak pesanan itu ketika Mikhail memberi isyarat agar ia menerima pesanan itu. Simon berkata, “Mikhail, kau sajalah yang mengerjakan sepatu itu. Aku sudah mulai tua. Mataku agak kurang awas untuk mengerjakan sepatu semahal ini. Hati-hati, ya. Aku tak mau salah satu atau malah kita berdua masuk penjara.”
Ketika Mikhail selesai mengerjakan sepatu itu, bukan main terkejutnya Simon. “Astaga, Mikhail, kenapa kau buat sepatu anak-anak? Bukankah yang memesan itu orangnya tinggi besar? Celaka, kita bisa masuk penjara karena….”

Belum selesai Simon berkata, datang si pelayan orang kaya. “Majikanku sudah meninggal. Pesanan dibatalkan. Jika masih ada sisa kulit, istri majikanku minta dibuatkan sepatu anak-anak saja”.
“Ini, sepatu anak-anak sudah kubuatkan. Silakan bayar ongkosnya pada Simon”, Mikhail menyerahkan sepatu buatannya pada pelayan itu. Pelayan itu terkejut, tapi ia diam saja meskipun heran darimana Mikhail tahu tentang pesanan sepatu anak-anak itu.

Tahun demi tahun berlalu, Mikhail tetap tidak pernah tersenyum kecuali pada dua kali peristiwa tadi. Meskipun penasaran, Simon dan Matrena tak pernah berani menyinggung-nyinggung soal asal usul Mikhail karena takut ia akan meninggalkan mereka. Suatu hari datanglah seorang ibu dengan dua orang anak kembar yang salah satu kakinya pincang! Ia minta dibuatkan sepatu untuk kedua anak itu. Simon heran sebab Mikhail tampak sangat gelisah. Mukanya muram, padahal biasanya tidak pernah begitu. Saat mereka hendak pulang, Matrena bertanya pada ibu itu, “Mengapa salah satu dari si kembar ini kakinya pincang?”
Ibu itu menjelaskan, “Sebenarnya mereka bukan anak kandungku. Mereka kupungut ketika ibunya meninggal sewaktu melahirkan mereka. Padahal belum lama ayah mereka juga meninggal. Kasihan, semalaman ibu mereka yang sudah meninggal itu tergeletak dan menindih salah satu kaki anak ini Itu sebabnya ia pincang. Aku sendiri tak punya anak, jadi kurawat mereka seperti anakku sendiri.”
“Tuhan Maha Baik, manusia dapat hidup tanpa ayah ibunya, tapi tentu saja manusia takkan dapat hidup tanpa Tuhannya”, kata Matrena.
Mendengar itu, Mikhail kembali berseri-seri dan tersenyum untuk ketiga kalinya. Kali ini bukan wajahnya saja yang bercahaya, tapi seluruh tubuhnya.

Sesudah tamu-tamu tersebut pulang, ia membungkuk di depan Simon dan Matrena sambil berkata, “Maafkan semua kesalahan yang pernah kuperbuat, apalagi telah membuat gelisah dengan tidak mau menceritakan asal usulku. Aku dihukum Tuhan, tapi hari ini Tuhan telah mengampuni aku. Sekarang aku mohon pamit.”

Simon dan Matrena tentu saja heran dan terkejut, “Nanti dulu Mikhail, tolong jelaskan pada kami siapakah sebenarnya kau ini?”
Mikhail menjawab sambil terus tersenyum, “Sebenarnya aku adalah adalah satu malaikat Tuhan. Bertahun-tahun yang lalu Tuhan menugaskan aku menjemput nyawa ibu kedua anak tadi. Aku sempat menolak perintah Tuhan itu tapi kuambil juga nyawa ibu mereka. Aku menganggap Tuhan kejam. Belum lama mereka ditinggal ayahnya, sekarang ibunya harus meninggalkan mereka juga.

Dalam perjalanan ke surga,
Tuhan mengirim badai yang menghempaskanku ke bumi. Jiwa ibu bayi menghadap Tuhan sendiri. Tuhan berkata padaku, ‘MIKHAIL, TURUNLAH KE BUMI DAN PELAJARI KETIGA KEBENARAN INI HINGGA KAU MENGERTI :
PERTAMA, APAKAH YANG HIDUP DALAM HATI MANUSIA?
KEDUA, APA YANG TAK DIIJINKAN PADA MANUSIA?
KETIGA, APA YANG PALING DIPERLUKAN MANUSIA?’

“Aku jatuh di halaman gereja, kedinginan dan kelaparan. Simon menemukan dan membawaku pulang. Waktu Matrena marah-marah dan hendak mengusir aku, kulihat maut dibelakangnya. Seandainya ia jadi mengusirku, ia pasti mati malam itu. Tapi Simon berkata, “Tidakkah di hatimu ada sedikit belas kasih?” Matrena jatuh iba dan memberi aku makan. Saat itulah aku tahu kebenaran pertama :
“YANG HIDUP DALAM HATI MANUSIA ADALAH BELAS KASIH”

“Kemudian ada orang kaya yang memesan sepatu yang tahan satu tahun sambil marah-marah. Aku melihat maut di belakangnya. Ia tidak tahu ajalnya sudah dekat. Aku tersenyum untuk kedua kalinya. Saat itulah aku tahu kebenaran kedua :
“MANUSIA TIDAK DIIJINKAN MENGETAHUI MASA DEPANNYA. MASA DEPAN MANUSIA ADA DI TANGAN TUHAN”

“Hari ini datang ibu angkat bersama kedua anak kembar tadi. Ibu kandung si kembar itulah yang diperintahkan Tuhan untuk kucabut nyawanya. Dan aku melihat si kembar dirawat dengan baik oleh ibu lain. Aku tersenyum untuk ketiga kalinya dan kali ini tubuhku bercahaya. Aku tahu kebenaran yang ketiga :
“MANUSIA DAPAT HIDUP TANPA AYAH DAN IBUNYA TAPI MANUSIA TIDAK AKAN DAPAT HIDUP TANPA TUHANNYA.”

Simon, Matrena, terima kasih atas kebaikan kalian berdua. Aku telah mengetahui ketiga kebenaran itu, Tuhan telah mengampuniku. Semoga kasih Tuhan senantiasa menyertai kalian sepanjang hidup.” Mikhail kembali ke surga.

Dari : Kristamedia

Jumat, 27 Juli 2012

Evaluasi Diri

Bacaan: Mazmur 90:1-17

Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian hingga kami beroleh hati bijaksana.- Mazmur 90:12


Pada suatu liburan, kami sekeluarga menyempatkan untuk menginap di suatu tempat wisata beberapa hari. Hal yang jarang kami lakukan, karena masing-masing memiliki aktifitas yang cukup menyibukan kami. Pada hari kedua dari liburan itu, saya sudah merasa bosan. Mungkin karena saya sudah biasa sibuk, maka waktu-waktu istirahat justru menyiksa. Namun ada satu hikmah yang saya dapatkan, yaitu dengan cara inilah saya bisa mengevaluasi tentang apa saja yang telah saya lakukan selama tiga puluh hari terakhir ini. Berapa banyak waktu telah saya habiskan di tempat kerja dan berapa banyak waktu telah saya curahkan bagi keluarga, teman dan berapa banyak waktu saya berdua saja dengan Tuhan ??

Dengan mengevaluasi diri, maka kita akan tahu apakah selama ini kita berlari terlalu cepat dan terlalu jauh, ataukah sebaliknya kita tidak berlari sama sekali, kalaupun berlari mungkin kita hanya berlari di tempat saja. Apakah selama ini kita cukup seimbang? Ataukah selama ini waktu kita hanya tersita untuk hal-hal tertentu saja, sehingga hidup kita jauh dari kata seimbang?

Kita memang perlu berlari dalam pekerjaan kita, tetapi seorang pelari dengan prestasi dan kondisi yang paling baik sekalipun toh masih memerlukan waktu untuk berhenti dan beristirahat. Untuk mempertahankan keefektifan hidup kita, hendaknya kita hidup dalam keseimbangan, dengan mengetahui kapan waktu untuk berlari dan kapan waktu untuk beristirahat. Jika hidup kita berderap lepas kendali, sebaiknya kita berhenti sejenak. Luangkan waktu untuk memulihkan keseimbangan.

Marilah kita koreksi dan evaluasi hidup kita. Apa-apa yang sudah kita kerjakan selama setahun ini? Petiklah pelajaran berharga dari kegagalan yang kita alami, maupun keberhasilan yang sudah kita raih. Kalau memang kita mendapati bahwa selama setahun ini kita tidak maksimal, baiklah kita mencari tahu apa yang membuat hidup kita tidak efektif dan tidak maksimal. Apakah karena selama ini kita tidak menjaga keseimbangan dalam hidup kita? Sebagai bekal untuk menhadapi tahun baru yang sebentar akan kita jelang, miliki waktu untuk menjaga kseimbangan hidup dengan keluarga, teman, dan menciptakan saat teduh yang menyenangkan bersama Tuhan.

Lakukan evaluasi hidup selama setahun yang sudah kita jalani.


(Hans)

Menunggu Saat dan Waktu-NYA

Bacaan: Yohanes 2:4

Saat saya melihat banyak anak-anak Tuhan yang ditidurkan oleh banyak hal-hal yang Setan tawarkan saat anak-anak Tuhan menunggu saat dan waktu-Nya dalam hidup mereka, Roh Kudus berbicara dalam hati saya akan Firman ini dan Dia mau Firman ini "membangunkan" semua anak-anak Tuhan untuk "menunggu" dengan cara yang berbeda sampai saat dan waktuNya digenapi dalam hidup mereka.

Mari lihat dalam Yohanes 2 : 1-11. Banyak orang yang diberkati lewat perikop Firman Tuhan ini dimana Mujizat pertama yang Yesus adakan adalah di tengah-tengah keluarga. Dan saya percaya jika kita semua menghadirkan Yesus di tengah-tengah keluarga kita, akan ada banyak Anugerah, Berkat dan Mujizat yang Dia akan kerjakan untuk keluarga kita.

Tapi saya akan mengajak kita untuk melihat sisi lain yang Yesus ajarkan, terutama dalam pasal yang ke 4, saat Yesus berkata..." Mau apakah engkau dari pada-Ku,ibu? Saat-Ku belum tiba." Ada banyak anak-anak Tuhan yang dengan tanpa hikmat berkata seperti apa yang Yesus katakan diatas saat orang lain, pendetanya, orang tuanya, sahabatnya, mengajak untuk lebih sungguh-sungguh dengan Tuhan. Banyak dalih yang diutarakan, terutama kata-kata, "belum saatnya" aku ke gereja, berdoa, baca alkitab, dsb. Tapi melalui Firman ini, saya ajak kita semua, bahwa mari belajar seperti apa yang Yesus kerjakan saat menunggu saat dan waktuNya Yesus harus bergerak seperti apa yang Bapa mau, supaya Anugerah, Berkat dan Mujizat itu sampai dalam hidup kita.

Ada 2 hal yang kita harus kerjakan saat menunggu Saat dan Waktu-Nya Tuhan menggerakkan hidup kita :
  1. Tetap tinggal dalam Rumah Bapa. (Lukas 2:49)
    Saat kita menunggu, mari kita tetap tinggal dalam irama Pujian dan Penyembahan yang tak putus-putusnya. Rumah Bapa berarti ada kehadiran Bapa di dalam rumah itu dan kehadiran Bapa berarti ada hadiratNya yang akan melingkupi, memberkati dan membawa kita untuk lebih bersekutu dengan Dia.

  2. Minta Roh Kudus hadir dalam hidup kita. (Yohanes1:32) Nya disini adalah Yesus, dan Roh turun dalam hidupNya dan tinggal dalam hidupNya. Dan Roh itu adalah Roh Kudus itu sendiri. Roh Kudus lah yang akan menggerakkan hidup kita untuk sampai pada apa yang Tuhan rencanakan untuk hidup kita.
Jika hari-hari ini, ada dari kita yang saat menunggu saat dan waktuNYA Tuhan mengerjakan hidupnya dengan malah jauh dari Tuhan, mencari kesenangan duniawi, tinggal di luar HadiratNya, dan bahkan menyerahkan Yesus seperti Yudas Iskariot hanya dengan 30 keping perak, saya berdoa, setelah membaca Firman ini, kita akan berubah dengan menunggu saat dan waktuNYA Tuhan bekerja dalam hidup kita dengan Tetap tinggal dalam Rumah Bapa dan minta Roh Kudus turun, tinggal dan menggerakkan hidup kita sampai Anugerah, Berkat dan MujizatNya turun atas hidup kita. God Bless You..

(Ev. Abraham Robby R)

Senin, 23 Juli 2012

Kumpulan Puisi Karya Chairil Anwar

Kumpulan Puisi chairil Anwar bag. 1

SENJA DI PELABUHAN KECIL
buat: Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

1946
CINTAKU JAUH DI PULAU

Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”
Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

1946
MALAM DI PEGUNUNGAN

Aku berpikir: Bulan inikah yang membikin dingin,
Jadi pucat rumah dan kaku pohonan?
Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin:
Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan!

1947
YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS

kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin
aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang
tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku

1949
DERAI DERAI CEMARA

cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

1949
—————————————————————————————————————————————-
NISAN

Bukan kematian benar menusuk kalbu
Keridhaanmu menerima segala tiba
Tak kutahu setinggi itu di atas debu
Dan duka maha tuan tak bertahta

DENGAN MIRAT

Kamar ini jadi sarang penghabisan
di malam yang hilang batas
Aku dan engkau hanya menjengkau
rakit hitam
‘Kan terdamparkah
atau terserah
pada putaran hitam?
Matamu ungu membatu
Masih berdekapankah kami atau
mengikut juga bayangan itu
1946


Kumpulan Puisi chairil Anwar bag. 2

TJERITA BUAT DIEN TAMAELA

Beta Pattiradjawane
jang didjaga datu datu
Tjuma satu
Beta Pattiradjawane
kikisan laut
berdarah laut
beta pattiradjawane
ketika lahir dibawakan
datu dajung sampan
beta pattiradjawane pendjaga hutan pala
beta api dipantai,siapa mendekat
tiga kali menjebut beta punja nama
dalam sunyi malam ganggang menari
menurut beta punya tifa
pohon pala, badan perawan djadi
hidup sampai pagi tiba
mari menari !
mari beria !
mari berlupa !
awas ! djangan bikin bea marah
beta bikin pala mati, gadis kaku
beta kirim datu-datu !
beta ada dimalam, ada disiang
irama ganggang dan api membakar pulau …….
beta pattiradjawane
jang didjaga datu-datu
tjuma satu
 
PRAJURIT JAGA MALAM

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu……
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
1948
Siasat,
Th III, No. 96
1949

Kumpulan Puisi chairil Anwar bag. 3

MALAM

Mulai kelam
belum buntu malam
kami masih berjaga
–Thermopylae?-
- jagal tidak dikenal ? -
tapi nanti
sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam hilang
Zaman Baru,
No. 11-12
20-30 Agustus 1957

KRAWANG-BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
1948
Brawidjaja,
Jilid 7, No 16,
1957

DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
(Februari 1943)
Budaya,
Th III, No. 8
Agustus 1954

PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
(1948)
Liberty,
Jilid 7, No 297,
1954


Kumpulan Puisi chairil Anwar bag. 3

AKU

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943

PENERIMAAN

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
Maret 1943

HAMPA
kepada sri

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti

DOA

kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
13 November 1943

SAJAK PUTIH

Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah…

AKU BERADA KEMBALI

Aku berada kembali. Banyak yang asing:
air mengalir tukar warna,kapal kapal,
elang-elang
serta mega yang tersandar pada khatulistiwa lain;
rasa laut telah berubah dan kupunya wajah
juga disinari matari lain.
Hanya
Kelengangan tinggal tetap saja.
Lebih lengang aku di kelok-kelok jalan;
lebih lengang pula ketika berada antara
yang mengharap dan yang melepas.
Telinga kiri masih terpaling
ditarik gelisah yang sebentar-sebentar
seterang
guruh
1949

Semua kumpulan puisi dari Chairil Anwar diatas dikutip dari berbagai sumber.

Minggu, 22 Juli 2012

Mengayuhlah Terus, AKU Bersamamu

Pada awalnya aku memandang Tuhan sebagai seorang pengamat, seorang hakim yang mencatat segala kesalahanku, sebagai bahan pertimbangan apakah aku akan dimasukkan ke surga atau dicampakkan ke dalam neraka pada saat aku mati. Dia terasa jauh sekali, seperti seorang raja. Aku tahu Dia melalui gambar-gambar-Nya tapi aku tidak mengenal-Nya.

Namun ketika aku bertemu Yesus untuk pertama kalinya, pandanganku berubah. Hidupku menjadi bagaikan sebuah arena balap sepeda, tetapi sepedanya sepeda tandem, dan aku tahu bahwa Yesus duduk di belakang, membantu aku mengayuh pedal sepeda.


Saat aku pegang kendali sepeda itu, aku tahu jalannya. Terasa membosankan tapi lebih dapat diprediksi. Biasanya, hal itu tidak berlangsung lama. Saat Yesus yang memegang kendali, Ia tahu jalan yang panjang dan menyenangkan. Ia membawaku mendaki gunung, juga melewati batu-batu karang yang terjal dengan kecepatan yang menegangkan. Saat-saat seperti itu, aku hanya bisa menggantungkan diriku sepenuhnya kepada-Nya! Terkadang rasanya mustahil, tapi Ia akan berkata, “Ayo, kayuh terus sepedanya!”

Aku takut, kuatir, dan bertanya, “Aku mau dibawa kemana?” Yesus tertawa dan tidak menjawab. Saat bersepeda itu, aku mulai belajar untuk mempercayainya. Aku melupakan kehidupan yang membosankan dan memasuki petualangan baru yang mencengangkan. Dan ketika aku berkata bahwa aku takut, Yesus akan menurunkan kecepatan, mengayuh santai sambil menggenggam tanganku.

Ia membawaku kepada orang-orang yang menyediakan hadiah-hadiah yang aku perlukan, orang-orang itu membantu menyembuhkan aku, mereka menerimaku dan memberiku sukacita. Mereka membekaliku dengan hal-hal yang aku perlukan untuk melanjutkan perjalanan, perjalananku bersama Tuhanku. Lalu, kami pun kembali mengayuh sepeda kami.

Kemudian Yesus berkata, “Berikan hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang membutuhkannya. Jika tidak, hadiah-hadiah itu akan menjadi beban bagi kita.” Meski aku pun memerlukannya, karena Yesus berkata seperti itu, aku mencoba menuruti perkataan-Nya. Aku membagi-bagikan hadiah itu kepada orang-orang yang kami jumpai, sesuai kebutuhan mereka. Aku belajar bahwa ternyata memberi adalah sesuatu yang membahagiakan.

Pada mulanya, aku tidak ingin mempercayakan hidupku sepenuhnya kepada-Nya. Aku takut Ia menjadikan hidupku berantakan, tapi Yesus tahu rahasia mengayuh sepeda. Ia tahu bagaimana menikung di tikungan tajam, Ia tahu bagaimana melompati batu karang yang tinggi, Ia tahu semuanya. Aku belajar untuk diam sementara terus mengayuh…menikmati tempat-tempat yang belum pernah kulewati tapi aku tahu aku aman bersama Sahabatku yang setia itu. Dan ketika aku tidak tahu apalagi yang harus kulakukan, Yesus akan tersenyum dan berkata, “Mengayuhlah terus, Aku bersamamu.”

Yesus bersama kita bahkan pada saat kita pikir Dia tidak peduli. Dia terus mengayuh sepeda tandem itu bersama kita, bahkan Dia yang memimpin jalannya. Yang harus kita lakukan hanyalah percaya pada-Nya dan terus mengayuh bersama-Nya.

Sumber : renungan-harian.com by lois horiyanti

Sabtu, 21 Juli 2012

Injil Doa

Tidak ada satu pun yang dapat mengubah segala sesuatu selain daripada doa. Orang sering bertanya, "Mengapa Anda menganjurkan untuk berdoa lebih banyak?" Jawabnya amat mudah -- sebab Yesus melakukannya. Anda dapat mengubah Injil Lukas menjadi Injil Doa. Itulah kehidupan doa Yesus. Penginjil lain berkata, "Saat Yesus berada di Sungai Yordan, Roh Kudus turun ke atasnya dalam rupa burung merpati"
-- Lukas berkata, "Saat Ia sedang berdoa, Roh Kudus turun ke atas-Nya." Penginjil lain berkata, "Yesus memilih 12 murid" 
-- Lukas berkata, "Setelah Ia berdoa semalam suntuk, Ia memilih 12 murid." Penginjil lain berkata, "Yesus mati di kayu salib"
-- Lukas berkata, "Bahkan ketika Ia sedang sekarat, Ia berdoa untuk mereka yang menganiaya-Nya." Penginjil lain berkata, "Yesus naik ke atas gunung dan Ia diubahkan"
-- Lukas berkata, "Ketika Ia sedang berdoa, Ia diubahkan." Tidak ada satu pun yang dapat mengubah segala sesuatu selain daripada doa.

Alkitab menceritakan, murid-murid pergi tidur, tetapi Yesus pergi berdoa -- seperti kebiasaan-Nya. Adalah kebiasaan-Nya untuk berdoa. Yesus adalah Anak Allah -- Ia diurapi untuk pelayanan-Nya. Jika Yesus memerlukan waktu begitu banyak untuk berdoa, tidakkah kita juga perlu waktu untuk berdoa? Jika Yesus memerlukannya dalam setiap krisis, tidakkah kita juga memerlukan-Nya? Sekelompok wisatawan mengunjungi sebuah desa pelukis. Mereka melihat seorang lelaki tua sedang duduk-duduk dekat sebuah pagar. Dengan gaya menguji, seorang pengunjung bertanya, "Benarkah desa ini melahirkan orang-orang besar?" Tanpa menoleh orang itu menjawab, "Tidak, hanya bayi-bayi." Orang-orang terbesar sekali waktu adalah bayi-bayi. Orang-orang suci terbesar sekali waktu adalah bayi-bayi dalam Roh.

C.H. Spurgeon bertobat waktu berumur 16 tahun dan mulai berkhotbah di London pada usia 19 tahun. Waktu Ia berusia 27 tahun, mereka membangun sebuah gereja untuknya dengan kapasitas tempat duduk 6000 orang, dan dipakai dua kali di hari minggu -- berarti anggota gereja itu 12.000 jiwa -- belum lagi ditambah dengan kebaktian pada tiap Kamis malam. Bagaimana ?? Ia menunggu Allah. Ia menyendiri dengan Allah. Ia belajar dan berdoa.

Doa Ratapan
Allah membentuk orang-orang terbaik-Nya dalam kesendirian. Tahukah Anda rahasia doa ?? Rahasia doa ialah berdoa secara rahasia -- "Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu." (Matius 6:6)

Anda tak dapat memamerkan apa pun bila pintu tertutup dan tak ada seorang pun di sana -- Anda tak dapat memamerkan karunia-karunia Roh. Di luar Anda dapat memesona orang lain, tapi Anda tak dapat memesona Allah. 1 Samuel 1:15 mengisahkan perjalanan tahunan Elkana dan istrinya, Hana ke Silo untuk menyembah dan mempersembahkan korban kepada Allah. Saat itu Hana tertekan sebab ia tak dapat memberikan anak kepada suaminya. Pasal ini menggambarkan berdoa tentang kemandulannya. Diceritakan bahwa Hana menangis. Bahkan lebih daripada itu, ia menangis sampai lelah. Ia mencurahkan jiwanya di hadapan Tuhan. Hatinya sedih, jiwanya pahit, geram, dan rohnya menderita. Inilah daftar kemalangan, kesusahan, beban yang terjadi pada wanita ini. Tapi kunci dari semua kejadian ini adalah bahwa Ia seorang wanita pendoa. Dalam ayat 20 dikatakan, ia memetik hasilnya -- "Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya, Aku telah memintanya dari Tuhan."

Sering saya katakan -- dan orang-orang tak menyukainya -- bahwa Allah tak selalu menjawab doa. Ia menjawab doa-doa ratapan. Kehidupan Anda menunjukkan seberapa banyak Anda bergantung pada kekuatan Anda sendiri, dan seberapa banyak Anda sungguh-sungguh percaya dalam hatimu ketika Anda menyanyikan, "Tak ada satu pun yang dapat kuberikan, hanya pada salib-Mu aku bersandar ..." Semakin Anda memercayai dirimu sendiri, semakin sedikit Anda berdoa. Semakin Anda tak memercayai dirimu sendiri, semakin banyak Anda harus berdoa. Apa kata Alkitab ?? Dikatakan, Allah memilih mereka yang rendah, yang tidak berarti. Paulus berkata dalam 1 Korintus 1:28 bahwa Allah memilih yang tidak berarti, supaya jangan ada seorang pun yang meninggikan dirinya. Kita perlu menjadi "tidak berarti" saat ini.

Bahasa Orang Tertindas
Doa adalah bahasa orang tertindas. Daud, Raja Israel sering berkata, "Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, jawablah aku, sebab sengsara dan miskin aku." (Mazmur 86:1) Ingatkah Anda salah satu dari mazmur-mazmur terbesar yang ditulisnya, yang mengatakan, "Orang yang tertindas itu berseru, dan Tuhan mendengarkan ... " (Mazmur 34:7) Rasul Paulus memesona saya dengan semangat, latar belakang, dan kepandaiannya yang luar biasa. Meskipun demikian, ia berkata dengan sesadar-sadarnya bahwa di dalam kelemahan ia kuat. Ia selalu mencoba membuktikan kepada dirinya dan kepada orang lain bahwa ia bukan apa-apa. Doa yang benar adalah komunikasi dua arah. Saya berbicara kepada Allah dan Allah berbicara kepada saya. Saya tak tahu bagaimana Roh membuat komunikasi ini -- atau mengapa Allah menyuruh saya berdoa -- tetapi begitulah cara kerja Allah.

"Bangun dan Berdoalah!"

Suatu hari saya menghadiri sebuah konferensi bersama Dr. Raymond Edmond dari Wheaton College, salah seorang pengajar Kristen terbesar di negara ini. Ia bercerita pada kami tentang pengalamannya di Uruguay sebagai seorang utusan Injil. Ia belum lama berada di sana ketika ia jatuh sakit dan sekarat. Ia sedang mendekati ajal, sehingga orang-orang menggali kuburan untuknya. Peluhnya mengalir deras di keningnya dan tenggorokannya berbunyi seperti orang yang akan meninggal. Tetapi tiba-tiba ia duduk di tempat tidurnya dan berkata pada istrinya, "Ambilkan pakaianku." Tak seorang pun tahu apa yang telah terjadi. Beberapa tahun kemudian, ia mengulang cerita itu lagi di Boston. Setelah itu, seorang wanita agak tua dengan membawa buku kecil mendekati dia dan bertanya, "Hari apa ketika Anda sedang sekarat ?? Jam berapa di Uruguay ?? Jam berapa saat itu di Boston ??" Ketika dijawab, wajah wanita yang keriput itu bersinar. Ia menunjukkan pada bukunya dan berkata, "Ini dia, Anda melihatnya ?? Pukul 02.00 pagi Allah berkata, "Bangun dan berdoalah, iblis sedang mencoba membunuh Raymond Edmond di Uruguay." Wanita itu bangun dan berdoa.

Duncan Campbell menceritakan seorang petani yang dilihatnya sedang berdoa di ladang. Ia berdoa untuk seseorang di Yunani. Setelah itu, ia bertanya mengapa petani itu berdoa. Orang itu menjawab, "Saya tak tahu. Saya memunyai beban dalam roh saya dan Allah berkata, "Berdoalah, ada seseorang di Yunani sedang mengalami kesulitan." Saya berdoa sampai merasa lega. Dua atau tiga tahun kemudian, petani itu menghadiri sebuah pertemuan dan mendengarkan cerita seorang utusan Injil. Penginjil itu bercerita saat ia bekerja di Yunani. Dua atau tiga tahun yang lalu, ia sedang berada dalam bahaya serius. Orang-orang mulai membanding-bandingkan catatan-catatan dan menemukan bahwa saat itu sama dengan hari di mana Allah memberikan beban doa dalam hati seorang petani, di sebuah pulau kecil di pantai Skotlandia untuk berdoa bagi seseorang di Yunani yang namanya saja ia tak tahu. Kelihatannya Allah memberikan Anda hal-hal yang aneh. Saya tak peduli. Jika Allah mengatakan sesuatu kepada Anda, lakukanlah apa yang dikatakannya pada Anda.

Siapakah yang Boleh Naik ke Atas Gunung Tuhan?
Ada pengalaman lain yang diceritakan oleh Duncan Campbell ketika ia sedang melayani di Skotlandia. "Saya tak dapat berkhotbah," katanya. "Saya tak dapat menggapai Allah. Kelihatannya Surga itu sulit ditembus. Seolah-olah ada atap baja setebal 3 meter." Maka, ia mencoba sedapat-dapatnya untuk berkhotbah. Ia meminta seorang pemuda bernama John Cameron untuk berdoa. Anak itu berdiri dan berkata, "Apa gunanya berdoa jika kita tidak benar di hadapan Tuhan?" Ia mengutip Mazmur 24, "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan?" Anda tak dapat menghampiri Allah, kecuali bila tangan Anda bersih. Artinya, hubungan Anda dengan orang lain bersih dan hatimu juga bersih. "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya ..." (Mazmur 24:3-4) Setelah anak itu membacakan Mazmur 24, ia mulai berdoa. Ia berdoa selama 10, 15, 20 menit. Tiba-tiba ia berkata, "Permisi Tuhan, saya mau melawan iblis." Ia berkeliling dan mulai memerintahkan iblis untuk pergi. Ia memerangi semua yang dianggapnya harus diperangi. Kita sedang berbicara tentang perisai Allah dan melawan iblis! Setelah selesai melawan iblis, ia mengakhiri doanya. Ia berdoa selama 45 menit! Ketika ia menyelesaikan doanya, terasa seolah-olah tingkap-tingkap surgawi dibuka. Roh Allah dicurahkan ke gereja, ke kota, ke tempat dansa di salah satu sudut kota, dan ke kedai minuman keras di sudut kota yang lain. Kebangunan rohani lahir dari doa tersebut !

Maleakhi 3:1 berkata, "Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari masuk ke Bait-Nya! Ingat apa yang dikatakan tentang para gembala? Mereka sedang menjaga ternak di malam hari, tiba-tiba terdengar suara bala tentara surgawi. Ingatkah Anda sekelompok orang yang menunggu di ruang atas? Tiba-tiba Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka di ruangan itu. Ada sebuah tanggal dalam sejarah yang saya sukai -- Rabu, 13 Agustus 1737. Sekelompok kecil orang Moravia sedang bersekutu menantikan Roh Kudus. Pukul 11.00, tiba-tiba Roh Kudus datang. Tahukah Anda apa yang terjadi? Persekutuan doa yang dimulai pukul 11.00 tersebut berakhir 100 tahun kemudian! Ruang doa itu tak pernah kosong selama satu abad! Inilah doa terpanjang yang pernah saya ketahui. Bahkan anak-anak kecil berusia 6 sampai 7 tahun, berdoa meratapi negara-negara yang namanya saja tak dapat mereka eja.

Mengapa Kita Tak Mengalami Kebangunan Rohani?
Di suatu kota tua di Irlandia, ada suatu tempat di mana 4 pemuda bertemu setiap malam, berdoa untuk suatu kebangunan rohani. Di Wales, ada tempat di bukit-bukit, di mana 4 lelaki muda yang baru berusia 18 sampai 19 tahun bertemu dan berdoa malam demi malam. Mereka tak membiarkan Allah pergi, mereka tak menginginkan jawaban "tidak". Sejauh akal manusia, mereka berdoa supaya sebuah kebangunan rohani dilahirkan. Jika Anda menginginkan suatu kebangkitan rohani di gerejamu tanpa mau bersusah payah, lupakan itu. Kebangunan rohani harganya mahal. Saya dapat memberi alasan sederhana, mengapa tidak terjadi kebangkitan kekristenan di Indonesia? Karena kita puas untuk hidup tanpa mengalaminya. Kita tidak mencari Allah -- kita mencari mukjizat-mukjizat, kita mencari penginjilan massal yang besar-besar, kita mencari berkat-berkat. Dalam Bilangan 11 Musa berkata kepada Allah, "Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini. Sebaiknya Engkau membunuh aku saja." Cukupkah Anda mencintai Indonesia sehingga dapat berkata, "Tuhan, kirimkanlah kebangunan rohani di Indonesia atau bunuhlah aku?" Apakah Anda berpikir inilah saatnya untuk mengubah doa Patrick Henry, "Berikan aku kemerdekaan atau kematian" menjadi, "Beri negara ini kebangunan rohani atau biarkan aku mati?"

Dalam Kejadian pasal 30, Rahel mendekati Yakub dan melemparkan dirinya dengan putus asa. Ia berkata, "Berikan kepadaku anak, kalau tidak aku akan mati." Maukah Anda merendahkan diri di hadapan Allah untuk memohonkan kelahiran anak-anak rohani di negara kita? Orang-orang berkata, "Saya mengalami kepenuhan Roh Kudus." Jika kedatangan Roh tidak mengubah kehidupan doa Anda, lebih baik Anda memeriksanya. Saya tak begitu yakin Anda mendapatkan apa yang Allah inginkan bagi Anda untuk mendapatkannya. Kita berkata bahwa doa mengubahkan perkara-perkara. Tidak! Doa tidak mengubahkan perkara-perkara. Doa mengubahkan orang dan orang itulah yang mengubahkan perkara-perkara. Kita semua menginginkan agar malaikat Gabriel yang melakukan pekerjaan itu. Allah berkata, kerjakan sendiri -- dengan bantuan dan kekuatan-Ku. Kita perlu menjadi seperti Hana. Apa yang dilakukannya? Ia menangis, meratap, berkeluh kesah, ia berpuasa -- dan ia berdoa.

Yesus, Tuhan yang diurapi, menjadikan doa sebagai kebiasaan-Nya. Paulus, dengan latar belakang dan kepandaiannya, bergantung pada doa karena ia menyadari bahwa ia lemah. Daud, sang raja, menyebut dirinya orang malang dan berseru kepada Tuhan. Hana berdoa untuk mendapatkan seorang anak dan melahirkan seorang nabi. Doa yang sungguh-sungguh dari orang-orang muda membawa suatu kebangunan rohani. Tidak ada satu pun yang dapat mengubah segala sesuatu selain daripada doa.

Sumber asli: Diterjemahkan dari "Prayer" (LD 39) dengan seizin Last Days Ministries, USA.

Diambil dan disunting seperlunya dari :
Judul traktat : Doa
Penulis : Leonard Ravenhill
Penerbit : SON A.D 2000, Surabaya   

Menduduki Kota-Kota Musuh Dengan Doa Syafaat

Menduduki kota-kota musuh memang tampak tidak biasa untuk menjadi judul artikel tentang doa syafaat. Janji besar ini diberikan kepada Abraham untuk keturunannya (Kejadian 22:17-18).

Kita -- gereja adalah keturunan spiritual Abraham. Jadi, janji menduduki kota-kota musuh juga diperuntukkan bagi kita. Gerbang-gerbang neraka tidak akan bertahan di hadapan gereja yang sedang berdoa.

Mazmur 2:8 adalah panggilan untuk siapa saja yang mendengarnya, "mintalah kepadaKu, maka bangsa-bangsa akan kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu." Kita berada dalam "perang" demi jiwa-jiwa -- pria dan wanita. Kita bergulat di tempat suci melawan musuh yang kejam dalam keinginannya untuk mencuri, membunuh, dan menghancurkan. Dia adalah seorang master dalam strategi yang ingin membelokkan rencana Tuhan bagi bangsa-bangsa. Dia telah merusak hukum-hukum kerajaan terang dan mendirikan takhta dan wilayahnya. Salah satu senjata terkuatnya adalah kepasifan orang percaya. Ketika kita sedang sibuk dalam gereja-gereja, dia dengan cermat mengukuhkan peraturannya dalam bangsa-bangsa dunia.

Perang rohani ini digambarkan dalam 2 Korintus 10:3-4, "memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi. Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng."

Mengidentifikasi "Roh-Roh Teritorial"

Wakil-wakil setan menempatkan diri sesuai perintahnya dalam area-area geografis. Mereka memerintah secara tidak sah dan memengaruhi secara langsung orang-orang yang hidup dalam area mereka. Kebanyakan orang tidak menyadari muslihat setan, jatuh dalam berbagai tingkatan dalam pengaruh iblis teritorial ini. Roh-roh jahat menggunakan berbagai cara untuk menguasai penduduk dalam area mereka. Seperti kebobrokan moral dan kecanduan. Roh-roh teritorial bekerja "mencuci otak" orang-orang, agar tidak memiliki pikiran Kristus sehingga menawarkan Kerajaan Allah.

Efesus 6:12 mengajarkan hierarki roh-roh penguasa ini -- "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara."

Salah satu nama yang digunakan untuk hierarki roh-roh jahat ini adalah "penguasa wilayah", walaupun ini bukan suatu nama alkitabiah. Ini menggambarkan daftar roh penguasa dalam Efesus 6:12. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan istilah penguasa wilayah? Suatu roh penguasa adalah roh yang menguasai wilayah tertentu. Sebagai contoh "pemimpin Persia" Daniel 10:13 berkata "pemimpin kerajaan orang Persia ..."

Roh-roh jahat tidak memerintah sendirian dalam suatu wilayah. Tampaknya malaikat-malaikat Tuhan juga ditugaskan di seluruh negara-negara. Versi septuaginta dari Perjanjian Lama menerjemahkan Ulangan 32:8 sebagai berikut, "ketika Sang Mahatinggi memberikan warisan kepada negara-negara, saat Dia memisah-misahkan anak manusia, Dia menetapkan batas-batas manusia sesuai dengan jumlah malaikat Allah."

Dua Pengaman Utama dalam Berperang Bagi Kota
Ada dua pengaman yang perlu dipertimbangkan saat berpartisipasi dalam musim peperangan rohani bagi kota. Pertama, perang tingkat tinggi seperti ini hanya boleh dilakukan pada tingkat lembaga oleh orang-orang yang ahli. Seseorang tidak boleh memandang rendah peperangan rohani. Jangan meremehkan musuh. Anda perlu sikap hormat yang tepat pada kemampuannya dan bukan seperti yang saya katakan sebelumnya -- terpesona pada kemampuan dan kuasanya.

Kedua, berlindunglah dalam suatu otoritas spiritual dan gunakanlah hikmat Allah. Orang-orang Huguenot dari Perancis mendapat kepenuhan Roh Kudus dalam hidup mereka, tetapi dengan sembrono memasuki gereja-gereja Katolik dan merobohkan patung-patung orang kudus. Hal ini menimbulkan kemarahan raja Katolik, sehingga mereka dibantainya.

Hal pertama yang perlu diingat saat menemui benteng-benteng spiritual dalam suatu kota adalah mengikuti tuntunan Roh Kudus. Tuhan punya rencana bagi setiap kota. Anda tidak bisa sekadar melakukan lagi apa yang sudah dilakukan di tempat lain. Strategi Tuhan hanya dapat diperoleh melalui doa dan puasa. Anda harus menemukan pintu masuk yang digunakan setan untuk membangun benteng pada mulanya. Inilah yang disebut jembatan musuh.

Untuk menutup jembatan musuh, kita harus menemukan dosa kota tersebut. Lalu kita harus bertobat dari dosa ini untuk menghentikan kuasa kerajaan iblis. Bertobat dari dosa harus dilakukan oleh suatu lembaga bersama-sama karena dosa itu juga kolektif.

Kita sebagai pendoa syafaat, berdiri menjembatani kota kita dan berseru, "dalam penghakiman ingatlah akan kasih sayang, kami layak dihukum, tapi ampunilah kami." Setiap orang dalam kota tersebut akan berdiri di hadapan Tuhan untuk dosa pribadinya, tapi kita tetap dapat bertobat untuk sebuah kota atau negara, dan meminta Tuhan mengampuni keseluruhannya.

Meruntuhkan Benteng-Benteng Musuh
Setelah Anda menemukan roh-roh dalam suatu kota, tempat pertama untuk berperang adalah pada level pribadi. Penting untuk menutup semua lubang dalam persenjataan kita sendiri, yang mungkin saja menjadi tempat masuk musuh untuk memukul kita. Kita bisa saja mengutip ayat-ayat sepanjang hari bahwa "kutukan tanpa alasan tidak akan kena" (Amsal 26:2). Tapi kita tidak selalu menyadari benteng-benteng dalam hidup kita sendiri, yang membuat kita mudah diserang oleh musuh.

Benteng lain yang harus dihancurkan untuk mengambil alih kota bagi Tuhan adalah dalam pikiran orang percaya. Iblis sering kali meyakinkan orang Kristen bahwa kota itu tidak dapat dimenangkan untuk Kristus. Iblis telah bekerja bertahun-tahun untuk menaruh batasan pada kepercayaan Anda tentang kota Anda. Dia menyiratkan bahwa beberapa mungkin dapat dimenangkan, tapi kebangkitan kota secara luas akan tidak mungkin.

Ingatlah definisi benteng-benteng dari Ed Silvoso : "benteng adalah suatu cara pikir yang berisi ketiadaan harapan, yang menyebabkan orang tersebut menerima sesuatu sebagai tidak mungkin diubah, padahal dia tahu bahwa sesuatu tersebut berlawanan dengan kehendak Tuhan." Saya juga belajar dari Ed Silvoso, benteng-benteng yang melawan kesatuan dalam pikiran para pendeta dan orang percaya harus dihancurkan, agar dapat menangkap suatu kota. Pertama-tama para pendeta harus percaya bahwa Tuhan dapat meruntuhkan benteng ideologis antardenominasi orang Kristen dan kelompok-kelompok orang percaya. Mereka harus melihat bahwa mereka semua adalah satu tubuh, dan bahwa kota mereka tidak akan dimenangkan hanya dengan tubuh yang hanya sebagian bekerja.

Tanamlah Firman Tuhan dalam Kota Anda !
Bagian utama dari perang rohani jenis ini adalah waktu untuk "menanam firman Tuhan" dalam kota dengan dua cara. Pertama adalah dengan mengisi kekosongan yang terjadi saat roh jahat pergi dengan menanam firman Tuhan di tempat itu. Kedua, bicaralah untuk pemulihan kota tersebut kepada panggilannya yang mula-mula. Setiap kota didirikan oleh Tuhan untuk tujuan-tujuan-Nya, bahkan jika pun tampaknya musuh telah menguasainya. Penting sekali untuk mencari Tuhan untuk alasan didirikannya kota tersebut.
Kiranya Tuhan memberkati Anda saat Anda menduduki kota-kota musuh.

Diterjemahkan dari :
Judul buletin : Prayer Watch, Volume 1, Kolom 3, Tahun 1997
Judul asli artikel : Possesing The Gates of the Enemy
Penulis : Cindy Jacobs
Penerbit : Morris Cerullo World Evangelism
Halaman : 2

Mengatasi Kesunyian

Salah satu masalah terbesar bagi seorang pejuang bawah tanah adalah bagaimana mengisi kesunyiannya. Kami sama sekali tidak memunyai buku-buku. Tidak hanya tidak ada Alkitab, tetapi juga buku-buku, secarik kertas, dan pensil. Kami tidak pernah mendengar suara dan di sana tidak ada apa pun yang dapat menarik perhatian kami. Kami melihat pada tembok-tembok, hanya itu. Normalnya, seseorang dengan pikiran di bawah keadaan seperti itu akan menjadi gila. Aku dapat mengatakan kepadamu dari pengalamanku sendiri, bagaimana aku menghindar menjadi gila, tetapi ini terlebih dahulu harus mempersiapkan diri dengan latihan kehidupan rohani.

Aku dan banyak tahanan lainnya melakukan seperti ini. Kami tidak pernah tidur pada waktu malam. Kami tidur di siang hari. Sepanjang malam kami melek... kekuatan setan adalah kekuatan malam, dan oleh karena itu, sangat penting untuk melawan mereka sepanjang malam. Berjaga-jaga adalah sangat penting. Di dunia luar, sebagian besar orang tidak berjaga-jaga. Di negaraku, bahkan sebelum Komunis mengambil alih, kami sudah berjaga-jaga.

Di dalam sel isolasi kami melek ketika tahanan lainnya tidur. Kami mengisi waktu kami dengan suatu kegiatan yang begitu berat, yang kami tidak dapat selesaikan. Kami mulai dengan sebuah doa, yang mana kami menjelajahi seluruh dunia. Kami berdoa untuk setiap negara di mana kami tahu nama-nama kota dan individu-individu, dan kami berdoa bagi para pengkhotbah hebat. Doa untuk ini membutuhkan waktu satu sampai dua jam. Kami berdoa bagi para pilot, bagi mereka yang ada di lautan, dan bagi mereka yang ada di penjara.

Alkitab mengatakan pada kita mengenai salah satu kesukaan besar yang dapat kita alami, bahkan di dalam sel penjara sekalipun: "Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita." (Romawi 12:15) Aku bersukacita bahwa ada keluarga-keluarga di suatu tempat yang berkumpul dengan anak-anak mereka, membaca Alkitab bersama, bercanda, dan berbahagia. Di suatu tempat yang lain ada seorang pemuda yang jatuh hati pada seorang pemudi dan mengencaninya; saya bahagia membayangkannya. Di suatu tempat yang lain lagi sekumpulan orang mengadakan persekutuan doa; dan ada seseorang yang belajar; dan seseorang yang sedang menikmati makanan enak, dan sebagainya. Kami dapat bersukacita dengan mereka yang bersukacita.

Setelah selesai menjelajahi dunia, aku membaca Alkitab dari ingatan. Mengingat firman Tuhan adalah sangat penting bagi seorang pelayan Tuhan bawah tanah.

Aku mendapat perasaan fisik bahwa aku sedang didoakan. Bahkan ketika aku tidak tahu apa-apa dan tidak menerima surat satu pun, aku merasakan kehangatan seolah-olah sedang duduk dekat api. Terkadang hal ini terjadi dalam sel penghukuman, yang sangat dingin. Hal ini seperti mendengar seseorang berdoa bagiku dan memikirkan tentang aku. Ini sangat menguatkanku. Sangat sulit untuk dijelaskan... Aku merasa dan tahu bahwa aku tidak dilupakan. Ini cukup untuk membuatku bertahan dalam peristiwa-peristiwa yang paling sulit. (Irina Rathushinkala -- Penyair Kristen yang dipenjara di Uni Soviet sampai tahun 1987)

Diambil dari :
Judul buletin : Kasih Dalam Perbuatan, November -- Desember 2009
Penulis : Richard Wurmbrand
Penerbit : Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
Halaman : 2

Doa Profetik : Pengubah Peta Masa Depan

Tersesat tidak hanya terjadi di dalam rimba gelap yang penuh semak dan tumbuhan raksasa. Di tengah kota yang terang benderang pun orang bisa tersesat. Untunglah ada peta sebagai petunjuk jalan. Walaupun ada dua hal yang berbeda, peta dan para nabi dapat masuk dalam satu golongan, yaitu golongan pemberi petunjuk. Peta menunjukkan jalan dan para nabi menunjukkan "masa depan". Peta mencegah orang tersesat di kota, para nabi mencegah orang tersesat di kemudian hari akibat keputusan yang salah.

Nama Yahaziel tidak pernah terdengar sebelumnya, namun tiba-tiba saja ia menjadi pemeran utama dalam skenario ini. Entah apa yang akan terjadi bila Yahaziel tidak tampil. Mungkin halaman terakhir sejarah bangsa Yehuda ialah zaman pemerintahan Yosafat karena setelah itu mereka punah. Yahaziel adalah seorang penyelamat bangsa. Tetapi, Anda tidak akan menemukan namanya dalam daftar para pahlawan di Yehuda, apalagi dalam daftar raja-raja. Suara profetik yang ditaruh Allah dalam hatinya mengalir melalui ucapan-ucapannya.
"Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku Raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah. Besok pagi haruslah kamu turun menyerang mereka. Mereka akan mendaki pendakian Zis, dan kamu akan mendapati mereka di ujung lembah, di muka padang gurun Yeruel. Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu." (2 Tawarikh 20:14-17).

"Rencana yang sedikit aneh...," bisik seorang jenderal pada rekannya. Terselip nada keraguan walaupun tidak berani terus terang menentang. "Belum pernah saya pelajari yang demikian di akademi militer," sambung rekannya. Bisik-bisik ini tidak menembus tembok kantor Yosafat. Tetapi, Yosafat dapat membaca dalam raut wajah mereka. Berbeda dengan mereka, Yosafat memutuskan untuk percaya. Ia tahu, jika Sang Mahakuasa berbicara, tidak ada gunanya bertanya-tanya. Ia menggelar peta di meja dan mengundang semua jenderal merundingkan rencana esok hari. Peta dataran Yehuda dibuka bersebelahan dengan peta yang diberikan Allah lewat Yahaziel. Lewat tengah malam, pertemuan baru selesai. Namun, mata Yosafat belum juga terpejam. Selain karena terlalu bersemangat, ia juga masih berpikir keras tentang jenderal-jenderalnya, bagaimana meyakinkan mereka. "Kadang ilmu dan pengalaman menjadi penghalang," pikir Yosafat.

Pagi-pagi benar, Yosafat bersiap. Sekali lagi, kentungan dibunyikan dan rakyat berkumpul di halaman. Di hadapan semua jenderal dan pasukan, Yosafat berkata, "Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem ! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil !" (2 Tawarikh 20:20)
Yosafat tahu, peta Allah tidak mungkin salah. Walaupun tidak ada bukti dan belum terjadi, namun petunjuk-Nya merupakan jaminan.

Kata-kata Profetik Merupakan Ucapan yang Menghidupkan
"Allah pasti sedang bergurau," pikir Yehezkiel ketika diminta bernubuat pada tulang-tulang di hadapannya agar hidup kembali (Yehezkiel 37:1-14). "Jangankan tulang mati, orang-orang Yehuda yang hidup dan punya dua telinga pun tidak mendengarkan perkataanku," ucapnya dalam hati (Yehezkiel 3:7). Tetapi demi sopan santun, ia menjawab, "Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui." (Yehezkiel 37:3) Bukannya Yehezkiel tidak tahu, mungkin lebih tepatnya ia tidak mau tahu. Apatis dan pesimis. Perkataannya tidak didengarkan dan pengajarannya pun tidak digubris. Selama ini, tidak ada sesuatu pun yang ia kerjakan yang memberikan hasil. Berjam-jam ia berdoa bagi kotanya, namun Yerusalem tetap berupa reruntuhan. Berhari-hari ia menyiapkan Firman. Jangankan didengar, ia malah diancam supaya diam.

Pernahkah Anda merasa seperti Yehezkiel ; berteriak dalam doa, namun kota Anda tetap hangus dalam kerusuhan ?? Anda mempersiapkan firman Tuhan dan kata-kata penguatan, namun jika berkumpul dengan relasi, mereka membicarakan ekonomi yang semakin hancur, gosip-gosip kerusuhan yang semakin santer, dan berita-berita yang membawa depresi lainnya. Bersusah payah Anda mengusahakan bantuan sembako, namun satu per satu dari mereka pergi tanpa mengucapkan terima kasih. Telah panjang lebar Anda memberi tahu anak Anda, namun sedikit pun tidak digubris. Bertahun-tahun Anda berdoa agar suami atau istri bertobat dan berubah, namun tampaknya tambah parah.

Ketika kita melihat Yehezkiel, sebenarnya kita sedang becermin. Pantulan diri Yehezkiel adalah gambaran kehidupan kita. Tidak ada sedikit pun semangat tergambar di wajahnya, dan Yehezkiel tidak berusaha merangkai kata-kata hingga Allah sendiri harus mendikte Yehezkiel tentang apa yang harus diucapkannya kata demi kata. "Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali. Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan daging padamu, Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan memberikan kamu nafas hidup, supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN." (Yehezkiel 37:5-6).

Yehezkiel harus menahan matanya yang melotot, supaya tidak keluar dari rongga matanya ketika ia melihat tulang-belulang itu saling berpasangan. Urat-urat mulai mengikat tulang satu dengan yang lain dan daging memberikan bentuk manusia yang sempurna. Untuk kedua kalinya, Allah meminta Yehezkiel bernubuat, memerintahkan napas dikeluarkan melalui hidung-hidung mereka. Tepat seperti perkataan Yehezkiel, tulang-tulang itu berubah menjadi sekumpulan besar tentara yang gagah perkasa. Tulang-tulang itu tidak berubah sebelum Yehezkiel mengucapkan perkataannya.

Orang lumpuh tidak berjalan sebelum Petrus berkata, "Berjalanlah!" (Kisah Para Rasul 3:6). Yosafat dan Bangsa Yehuda tidak akan memenangkan peperangan sebelum Yahaziel mengucapkan perkataan profetiknya. Betapa pentingnya perkataan mereka karena di dalam rangkaian kata-kata sederhana itu, Allah menyelipkan kuasa-Nya. Perkataan profetik bukanlah sekadar untaian kata-kata yang bermakna, namun lebih dari itu merupakan kata-kata yang dahsyat yang Allah genapi. Ada kehidupan dalam tulang kering. Ada kesembuhan dan kekuatan di kaki yang lemah dan timpang. Tiba-tiba ada persediaan makanan di tengah bencana kelaparan yang hebat (2 Raja-raja 7:1). Ada kemenangan bagi sebuah bangsa (2 Tawarikh 20).

Ucapan profetik yang dikatakan Yehezkiel tidak hanya menghidupkan timbunan tulang kering itu, tetapi juga menghidupkan semangat Yehezkiel yang saat itu kering kerontang. Kondisi semangatnya lebih parah daripada tulang-tulang yang ia lihat. Ucapan profetik Anda bagi kota tempat Anda tinggal, akan menghidupkan kembali ekonomi yang kering kerontang dan memberi daging pada tubuh yang mirip tulang dibalut kulit akibat kelaparan. Ucapan profetik Anda juga akan menghidupkan tulang-tulang yang mulai kering dalam diri Anda. Ketika Anda berada di lembah yang tidak lagi memiliki pemandangan selain tulang-tulang kering kerontang, ucapkanlah perkataan profetik Allah yang akan menghidupkan.

Banyak tanda dan petunjuk dibuat oleh orang. Tanda lalu lintas perlu dipatuhi agar orang tidak saling menabrak. Petunjuk pemakaian obat dibuat agar orang tidak overdosis. Buku panduan dibuat agar orang dapat mengoperasikan komputer dengan maksimal. Demikian pula dengan petunjuk-petunjuk yang Allah berikan melalui perkataan profetik, yang intinya adalah penerimaan dan deklarasi perkataan Allah yang digerakkan oleh Roh Kudus melalui manusia sebagai alatnya.

Macam-macam fungsi perkataan profetik, antara lain seperti berikut ini :

1. Menyatakan Keputusan Allah
"Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi." (Amos 3:7) Sebelum krisis terjadi, bisnis properti sedang marak-maraknya. Para loper berlomba membagi-bagikan 'flayer' di pertokoan, mal, hingga gedung pertemuan. Apakah Anda sadar dengan apa yang mereka jual? Rumah belum ada, semen belum tersedia, batu bata juga belum dibeli. Mereka menjual seonggok tanah kering yang disertai dengan selembar peta berwarna -- peta masa depan. Beberapa orang berusaha membeli peta masa depan mereka karena masa depan lebih pekat dari rimba belantara.

Beberapa waktu yang lalu di sebuah mal, banyak dijumpai orang yang membeli kupon jasa paranormal. Festival paranormal bukan lagi hal aneh di kota megapolitan. Hal ini sempat menjadi pembahasan di televisi, mengapa orang-orang yang mengaku dirinya modern masih berpegang pada paranormal. Di pintu masuk utama mal, terpampang foto-foto beserta riwayat kesaktian tiap paranormal. Ada yang menggunakan jampi-jampi dan ada yang lebih modern memakai magnet. Macam-macam caranya, tetapi tujuan mereka adalah mencoba memberikan peta masa depan kepada klien.

Para ahli ilmu pengetahuan juga tidak mau ketinggalan. Brad Leithauser memperkirakan adanya gejolak psikologi sebagai akibat perubahan iklim dunia dan perkembangan teknologi yang sangat cepat. Ahli ekonomi Ravi Batra, penulis "The Great Depression of 1990" mengatakan bahwa menjelang milenium kedua, ada transformasi ekonomi yang luar biasa. Masyarakat dibagi menjadi "yang punya" dan "yang tidak punya", yang akan mengakibatkan kekacauan walaupun akhirnya menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik. John Naisbitt, salah satu "penjual peta" terlaris di dunia, dalam bukunya "Megatrend" menggambarkan dunia yang akan datang: global namun terbagi-bagi menurut suku/nasionalisme, modern namun peduli terhadap agama.

Bisnis peta masa depan memang sangat menguntungkan karena orang selalu ingin tahu apa yang akan dihadapi esok -- tidak peduli berapa pun usia mereka. Tuhan pun tahu hal ini. Jauh-jauh hari Allah telah memberi tahu apa yang akan terjadi. Adam dan Hawa belum lagi punya anak, tetapi Allah telah berbicara soal Penebus yang akan lahir dari keturunan mereka (Kejadian 3:15, Lukas 2:11). Yesus belum lahir, tetapi Zakaria telah mencatat bahwa suatu hari Ia akan mengendarai keledai muda (Zakharia 9:9, Matius 21:2-7).

Dunia belum berakhir ketika Allah memberikan Kitab Wahyu untuk menjelaskan apa yang akan terjadi. Pernahkah Anda meminta peta Allah atas kota Anda ?? Menanyakan petunjuknya atas kota Anda ?? Perkataan profetik apa yang perlu diucapkan, untuk membawa kehidupan di jalan-jalan kota dan doa-doa apa yang perlu dinaikkan untuk membangun benteng perlindungan di sekitarnya ??

2. Membangun Jemaat
"Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat." (1 Korintus 14:4)
Sebetulnya, di bawah peta jalan-jalan raya, ada sebuah peta lain yang tidak terlihat. Perusahaan Air Minum memiliki peta mengenai jalur-jalur pipa air minum. PT Telkom menyimpan peta tentang kabel-kabel telepon yang ditanam di bawah aspal. Tidak semua orang dapat melihat apa yang ada di bawah aspal tebal. Tetapi, jika seseorang memiliki petunjuknya, ia mengerti dengan tepat di mana pipa-pipa itu berada.

Di balik perkataan yang halus dan wajah kalem Timotius, tidak ada seorang pun yang dapat menyangka bahwa ia dapat memimpin sebuah jemaat. Pemuda ini sangat pemalu. Mungkin, itu karena sejak kecil ia tidak pernah masuk ke golongan mana pun. Walaupun ibunya seorang Yahudi, namun ayahnya yang berasal dari Yunani tidak pernah membawa Timotius kecil untuk disunat. Akibatnya, anak-anak Yahudi tidak menganggapnya sebagai teman, sedangkan rekan-rekannya orang Yunani enggan mengajaknya bermain karena ibunya seorang Yahudi.

Timotius tumbuh menjadi seorang pemuda yang sensitif, pemalu, bahkan sedikit penakut. Berulang kali Paulus mengingatkan pemuda ini melalui suratnya, agar ia menjadi sedikit lebih berani dan tidak minder (2 Timotius 1:7, 1 Timotius 4:12). Tetapi, sebuah nubuatan mengubah jalan hidup Timotius. Para penatua dapat melihat bahwa di balik "aspal yang tebal" terletak ribuan kabel telepon, alat komunikasi yang canggih, dan terdapat pipa-pipa air minum yang jernih. Mereka mendoakan Timotius, memberikan nubuatan yang membangun, dan kemudian menempatkan Timotius untuk menangani kasus-kasus pelik dan sensitif di Korintus, serta mengawasi sebuah gereja di Efesus selama Paulus di penjara. Berbagai karunia dan harta karun dalam kehidupan jemaat digali oleh nubuatan para nabi.

"Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua." (1 Timotius 4:14)

Ada teknologi canggih di bawah aspal tebal dan tambang berharga di bawah lapisan tanah. Ada pemimpin-pemimpin, penanam gereja, penginjil, gembala di balik wajah-wajah pemalu di gereja Anda yang hanya bisa dilihat dalam peta petunjuk Allah.

3. Membangun, Menasihati, dan Menghibur
"Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati, dan menghibur." (1 Korintus 14:3)

Menasihati berasal dari kata "parakiesin", yang artinya memberikan nasihat, semangat, kekuatan, serta mengajak orang untuk berdiri di pihak Allah. Siapakah yang tidak membutuhkan nasihat ?? Siapakah yang tidak mau diberi semangat ?? Hampir semua orang mengangkat tangan jika ditanya apakah mereka membutuhkan nasihat dan semangat. Walaupun Daud seorang raja, namun ia tetap membutuhkan nasihat.

Nabi Natan tidak tahu-menahu soal hubungan gelap Daud dengan Betsyeba, walaupun beberapa hidung di istana sudah mengendus-endus akan bau busuk ini. Berita mengejutkan itu ia terima langsung dari Allah. Natan berpikir keras bagaimana caranya menegur Daud dengan tetap mempertahankan kepalanya, paling tidak sampai itu selesai disampaikan. Perumpamaan yang halus menyamarkan teguran yang keras. Akhirnya, kisah berakhir dengan "happy ending". Daud bertobat dan Natan pulang dengan kepala utuh di tempatnya. Jika saja Natan tidak mendengar dari Tuhan dan tidak berani mengatakan nasihatnya, Daud mungkin akan mati (2 Samuel 7).

Jika masuk ke ruangan, Barak harus menunduk karena jika tidak kepalanya akan terantuk kosen pintu. Badannya tinggi, besar, kekar, dan otot-ototnya mencuat karena banyak latihan beban. Namun, kekuatan ternyata tidak terletak pada otot dan keperkasaan, tidak hanya dibuktikan dengan besarnya badan. Jika Debora tidak memberikan vitamin dan obat kuat melalui kata-kata profetiknya, badan besar dan otot kekar Barak tidak ada fungsinya dalam peperangan. Setelah mendengar bahwa ia akan pulang dengan selamat membawa kemenangan, barulah Barak bersedia pergi berperang. Rupanya belum cukup di situ. Seperti seorang anak yang sedang merayu ibunya agar ditemani di hari pertama sekolah, Barak meminta Debora pergi bersamanya. Apabila tidak, ia memilih untuk pulang, "Jika engkau turut maju, aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju, aku pun tidak maju." (Hakim-hakim 4:8)

Dengarkan perkataan profetik ini :
"Majulah .... Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu", demikian nubuatan Debora untuk Barak. (Hakim-hakim 4:7)
"Janganlah kamu takut dan terkejut -- bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah," kata Yahaziel kepada para perwira dan rakyat Yehuda. (2 Tawarikh 20:15)
"TUHAN telah menjauhkan dosamu itu, engkau tidak akan mati," kata Nabi Natan pada Daud. (2 Samuel 12:13)
"Seorang raja damai akan lahir," kata Yesaya pada Israel. (Yesaya 9:5)

Selain menasihati dan memberi semangat, perkataan-perkataan profetik juga sangat menghibur. "Menghibur" berasal dari kata "paramuthian", yang artinya memberikan kekuatan, pengharapan, meringankan kesedihan atau kesulitan seseorang. (Yesaya 51:3; 40:1,9)

Diambil dari :
Judul buku : Kota Doa
Judul asli artikel : Doa Profetik : Pengubah Peta Masa Depan
Penulis : Jimmy B. Oentoro
Penerbit : Harvest Publication House, Jakarta 1998
Halaman : 187 -- 195